METODE PERANCANGAN PEMOGRAMAN


Review Materi
Materi Pertemuan 4


PENGEMBANGAN PSEUDOCODE
STRUKTUR KONTROL PEMILIHAN



STRUKTUR KONTROL PEMILIHAN 
Struktur kontrol pemilihan dalam pseudocode digunakan untuk menggambarkan:
o   Pilihan antara dua atau lebih tindakan, tergantung pada apakah kondisi yang diberikan. Contoh : IF jumlah orang  > 10 THEN pintu dibuka ELSE dibatalkan karena kurang peminatnya.
o   Kondisi bernilai True atau False Contoh : IF member THEN Diskon = 20% * Harga
o   Kondisi berdasarkan perbandingan 2 item yang dinyatakan dengan salah satu operator relasi berikut :
§  <  lebih kecil dari
§  >  lebih besar dari    
§  =  sama dengan   
§  <= lebih kecil sama dengan
§  >= lebih besar sama dengan
§  <> tidak sama dengan

o   Ada beberapa variasi dari struktur kontrol selection yaitu: 
1. Simple Selection
2. Combined / Multiple Selection 
3. Nested Selection 
a. Linear Nested IF Statement
b. Non-Linear IF Statement 
4. Perintah Case
1. SIMPLE SELECTION 
Ø  Simple selection terjadi jika harus memilih diantara dua alternatif yang ada, tergantung dari hasil kondisi apakah True atau false. 
Ø  Keyword yang digunakan adalah : IF, THEN, ELSE, dan ENDIF 
Ø  Simple Selection ada 2 macam:
o   Simple selection bercabang

-          Simple selection bercabang terjadi ketika pilihan dibuat dua jalur alternatif, tergantung pada hasil dari suatu kondisi bernilai benar atau salah
-          Format Struktur Simple Selection Bercabang
IF syarat THEN  
instruksi1
ELSE 
instruksi2 
ENDIF
-          Contoh:      IF Saldo > 3000000 THEN 
bunga = 0.05 * Saldo
ELSE  
                        bunga = 0.01 * Saldo
            ENDIF
o   Simple Selection tanpa cabang



-          Simple selection tanpa cabang digunakan ketika instruksi yang dilakukan hanya ada kondisi benar saja.   
-          Format Struktur Simple Selection Tanpa Cabang
IF syarat THEN 
 instruksi
-          Contoh:
Diskon = 0 
IF Subtotal > 100000 THEN 
 diskon = 0.1 * Subtotal
ENDIF 
Total = Subtotal - Diskon
2. COMBINED SELECTION 
Ø  Combined Selection terjadi jika kondisi yang harus diperiksa lebih dari satu. Kondisi tersebut dapat dihubungkan dengan menggunakan AND atau OR.
Ø  Format Struktur Combined Selection
IF syarat1 operator logika syarat2 THEN 
instruksi1
Else 
instruksi2
ENDIF
Ø  Contoh :
IF ormik AND semot THEN 
ket = ”LULUS”
ELSE 
ket = ”GAGAL”
ENDIF
3. Nested Selection 
Ø Nested selection terjadi, jika di dalam IF terdapat statement IF yang lain.
Ø  Ada dua jenis nested selection:
o   Linear Nested IF 


-          Linear Nested IF terjadi jika satu kondisi di cek untuk beberapa nilai.
-          Format Struktur Linear Nested IF Statement
IF syarat1 THEN 
instruksi1
ELSE IF syarat2 THEN  
instruksi2
       ELSE  
instruksi3
       ENDIF
-          Contoh Struktur Linear Nested IF Statement
IF ukuran = ’s’ THEN 
harga = 35000
ELSE IF ukuran = ’m’ THEN 
harga = 50000 
ELSE   harga = 70000
ENDIF
o   Non-Linear Nested IF

-          Non-Linear Nested IF terjadi jika beberapa kondisi harus diperiksa sebelum suatu statement dikerjakan.
-          Format Struktur Non Linear Nested IF Statement
IF syarat1 THEN 
IF syarat2 THEN  
instruksi2a 
ELSE  
instruksi2b  
ENDIF
ELSE 
Instruksi 1b
ENDIF
-          Contoh Struktur Non Linear Nested IF Statement
IF a > b THEN

  IF a > c THEN  
Cetak a 
  ELSE  
Cetak c  
        ENDIF
        ELSE IF b > c THEN  
       Cetak b 
         ELSE  
       Cetak c
         ENDIF
4. Perintah Case

Ø  Perintah case digunakan sebagai instruksi pemilihan dimana aksi yang akan dilakukan hanya tergantung pada nilai dari satu macam variabel.
Ø  Perintah case memungkinkan memiliki banyak nilai dan setiap nilainya berkaitan dengan satu macam aksi.
Ø  Format Struktur Perintah Case pada bahasa C
switch (variabel_syarat) 
case nilai-1 : aksi-1 
case nilai-2 : aksi-2 
default : aksi n
Ø  Contoh :
switch (gol) 
case ’A’: terapi =”jus strawber”; break; 
case ’B’ : terapi =”jus sirsak”; break; 
case ’C’ : terapi =”jus wortel ”;break; 
case ’D’ : terapi =”jus tomat” ;break; 
default : terapi =”Terapi untuk golongan tersebut tidak ditemukan”;

LATIHAN 3
Dibaca sebuah bilangan bulat yang mewakili pengukuran suhu air (dalam 0C) pada tekanan atmosfir, harus dituliskan wujud air pada temperatur dan tekanan tersebut.
Ketentuan  
§  Beku jika suhu ≤ 0
§  Cair jika 0 < suhu ≤ 100
§  Uap jika suhu > 100  
Buatlah pseudocode, flowchart dan program dari masalah di atas.

Jawabannya:
§  Pseuducode
Program Wujud Air
{Menentukan Wujud Air}
Deklarasi
Inisialisasi int T
Deskripsi
Input suhu (T)
If(T) o then beku
Else if (T) o < T 100 then cair
Else uap
End if
Cetak hasil

§  Flowchart

§  Program



      

   


TUGAS 3
Buatlah program berikut sesuai dengan tahapan pembangunan program : 
1.      Pseudocode untuk menghitung akar-akar persamaan kuadrat f(x) = Ax2+Bx+C. Syarat A ≠ 0
-           D>0 punya dua akar real yang berbeda
-           D=0 akar kembar
-           D<0 akar kompleks
Jawabannya:
§  Pseodecode
Program
{Menghitung akar-akar persamaan kuadrat}

Deklarasi
int a,b,c
long d
float x1,x2,s

Deskripsi
input nilai a
input nilai b
input nilai c

d=(B*B)-(4*A*C)
            if(A==0)
            keterangan ="bukan persamaan kuadrat"
            else if(d<0)
            keterangan ="akar kompleks"
            else if(d>0)
            keterangan ="Punya 2 akar real yang berbeda"
            s=sqrt(d)
            x1 =(-B+(s))/(2*A)
            x2 =(-B-(s))/(2*A)
            cetak nilai x1
            cetak nilai x2
            else
            keterangan ="akar real kembar"
            x1=(-B)/(2*A)
            x2=x1
            cetak nilai x1
            cetak nilai x2
End

2.      Program untuk menghitung ekivalensi bilangan dalam  detik menjadi  berapa hari, jam berapa menit dan berapa detik. 
Jawabannya:


§  Program



Terimakasih semoga bermanfaat✌




Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE PERANCANGAN PEMOGRAMAN

E - BUSINESS